BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan kebudayaan lokal dan sosial akibat revolusi informasi sekarang ini tidak dapat dielakkan. Masyarakat perkotaan yang memiliki akses terhadap informasi merupakan kelompok masyarakat yang langsung terkena pengaruh kebudayaan global. Akses informasi dapat diperoleh melalui media massa cetak maupun elektronik, internet, dan telepon. Apalagi, perkembangan sosial saat ini pada dasamya telah melampaui pemikiran modemitas (yang ditandai dengan munculnya industri barang dan jasa) menuju pemikiran pascamodemitas yang cenderung lebih diorganisasikan oleh seputar konsumsi budaya, permainan media massa, dan perkembangan teknologi informasi (Smith, 2001b:214-232)
Masyarakat pun tumbuh beriringan dengan sejarah globalisasi ekonomi dan transformasi kapitalisme. Kita saat ini, menjadi masyarakat konsumsi yang dihadapkan dengan sejumlah pilihan revolusi informasi. Apalagi, dengan menjamurnya pusat perbelanjaan bergaya seperti shopping mall, industri waktu luang, industri mode atau fashion, industri kecantikan, industri kuliner, kawasan huni mewah, apartemen, iklan barang-barang mewah dan merek asing, makanan instan (fast food), serta reproduksi dan transfer gaya hidup, membuat masyarakat tampak gagap untuk meresponsnya. Dari sinilah, kebudayaan tidak lagi dipandang sebagai suatu realitas kebendaan yang dinilai secara fungsional, tetapi ia telah membentuk realitas simbolik yang selalu diproduksi dan direproduksi secara terus menerus, dan kemudian melahirkan strategi pencitraan terhadap suatu kelompok sosial masyarakat.
Dari uraian yang diapaparkan, maka perlunya mempelajari pengaruh budaya masyarakat terhadap kegiatan ekonomi yang terjadi saat ini. sejauh mana keterkaitan antara ekonomi dan kebudayaan. Dalam kontek ekonomi budaya.
B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu Sebagai bahan pembahasan diskusi dalam kegitan belajar dan kegiatan perkuliahan, selain itu untuk meningkat pengetahuan dan pemahaman tentang kebudayaan yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi sehingga dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari yang diaplikasikan pada masyarakat.
C. Mamfaat
Adapun mamfaat yang dapat diberikan antara lain:
1. Sebagai sumber refrensi diskusi kelas untuk mahsiswa
2. Dapat memberikan pengetahuan tentanng keterkaitan antara kebudayaan dengan kegiatan ekonomi
3. Dapat memberikan pengetahuan tentang budaya masyarakat dalam kegiatan ekonomi
4. Umunya dapat menjadi acauan dalam kegiatan belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teor-teori yang menjelaskan hubungan budaya dan ekonomi
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif dan komsumtif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, ekomoni, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
B. Perkembangan budaya dan kegiatan ekonomi
Secara umum, kegiatan ekonomi memiliki hubungan-hubungan antara lingkungan alam, budaya atau aktivitas dalam lapangan ekonomi. Kegiatan atau aktivitas ekonomi merupakan ihktisar manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Pemuasaan kebutuhan manusia dalam mempertahankan tingkat hidup, hanya dapat dilaksanakan dengan kerja manusia dalam wujud kegiatan ekonomi, yaitu :
1. Hunting dan fishering industries
Merupakan tahap manusia dalam pembaharuan, tahap manusia yang masih premitif, ini biasanya masih nomeden atau nomadie (semi nomadis). Dalam hunting dan fishering ini ,aktivitas manusia terbatas pada hewan-hewan yang hidup di daerahnya saja. Yang dikenal pada zaman prasejarah yaitu zaman berburu, dimana kehidupan manusaia masih sifatnya berpindah-pindah dari satu ketempat lainnya, dan bias dikatakan sebagai budaya berpindah-pindah.
2. Forest gathering industries
Merupakan suatu taraf ekonomi yang juga, yang dilakukan oleh sekelompok manusia nomadis atau semi nomadis, tetapi disini sudah mulai menetap, karena adanya suatu tumbuh-tumbuhan, namun sekelompok manusia berpindah apabila keadaan tumbuh-tumbuhan telah mulai habis.
3. Mineral-mineral working industries
Merupakan suatu tahap yang dimana mineral-mineral (air, tanah dll) yang ada disekitar daerahnya mulai di mamfaatkan oleh sekelompok mmanusia dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan mulai menetap. Pada tahap ini manusaia sudah mulai meramu makanan dan tidak hanya mengandalkan hewan ataupun tumbuhan yang ada disekitar wilayahnya, dan menjadikan sumber-berber mineral ini menjadi pusak budaya dan ekonomi.
4. Pastoral industries
Merupakan pertumbuhan yang pertama (hunting –hunting fishering) yang dimana pada tahap ini manusia tidak hanya berburu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja namun mulai memelihara menjadi hewan-hewan ternak untuk memenuhi kebutuhan dalam jangka panjang.
5. Agricultural industries
Merupak pertumbuhan atau perkembangan yang kedua (forest gershering) pada tahan ini manusai mulai menetap dan bercocok taman. Dan melakukan pembaharuan sesuai dengan lingkungan sekitarnya.
6. Manufactural industries
Pada tahap ini, terjadi penyelesaikan suatu barang dan merupakan perkembangan dari pastoral dan agricultural. Manusia mulai mengolah hasil pastoral dan agricultural menjadi barang setengah jadi atau menjadi barang jadi untuk keperkluan sendiri maupun untuk ditukar dengan manusia lainnya.
7. Commercial industries
Merupakan tahap memperdagangkan barang-barang jadi dari hasil commodity hasil produksi individu maupun kelompok, dari daerah sekitarnya dengan daerah lainnya.
8. Service industries
Pada tahan ini perkembanga dan pembaharuan sudah semakin maju dan pesat pada kehidupan manusia. Tidak hanya mengandalkan hasil produksi secara hunting fishering, foret getshering, paktoral, agricultural dan lainnya sebagianya, namun sudah berkembang pada sector jasa atau industry jasa. Dimana manusia sudah mulai memiliki peradapan budaya yang semakinnya maju dan berinovasi. Dari premitif menjadi modern dal memberikan gagasan dan hasil karya cipta yang ditampakkan.
C. Hubungan unsur-unsur kebudayaan dengan kegiatan ekonomi
Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu: alat-alat produktif, senjata, wadah, pakaian, tempat berlindung dan perumahan,serta alat-alat transportasi.
2. Sistem mata pencaharian
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:
b. Berternak
c. Bercocok tanam di ladang
d. Menangkap ikan/ bernelayan
Selain itu jika dikaji lebih dalam lagi, pada dasarnya kebudayaan yang tercipta pada suatu kelompok masyarakat dapat juga menentukan jenis mata pencaharian yang di pilih sesuai kondisi alam dan budaya yang diciptakan oleh masyarakat setempat.
Salah satu contohnya masyarakat yang tinggal di darataran rendah tentunya akan memiliki budaya untuk bertani, begitu pula sebaliknya dengan masyarakat yang tinggal di pesisiir pantai memiliki budaya melaut dan bermata pencaharian sebagai nelayan.
3. Sistem kekerabaan dan organisasi sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya.
Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Selain itu kekerabatan dan sitruktur sosisl juga secara tidak langsung akan membetuk suatu aktivitas ekono antar keluarga, ataupun masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup antar manusia yang satu dengan yang lainnya.
4. Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahkan denga adanya bahasa, manusia dapat melakukan intraksi sosial dalam aktivitas sehari-hari seperti dalam kegiatan ekonomi yang berkaitan denga tawar menawar sehingga dengan demikian tidak menjadi maslah bagi konsumen maupun produsen.
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.
Hasil kesenian yang di ciptakan manusia berdasarakan hasrat budaya masyarakat akan memiliki nilai ekonomis yang dapat dijadikan sebagai pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Secara tidak langsung masyarakat yang memilki seni budaya tinggi akan menjadi produsen dalam kegiatan ekonomi. Karya seni yang diciptaka tentunya akan mendapatkan simpatik dari para konsumen baik untuk memenuhi kebuhan jasmani maupun rohani.
D. Keadaan gegrafi kaitannya dengan budaya dan ekonomi masyarakat
Geografi terwujud karena hasrat manusia untuk mengerti tentang kebedaan (diversitas) dari permukaan bumi, yaitu kebedaan areal. Dunia ini terdiri dari tempat-tempat dan kawasan yang berbeda satu sama lain sebagai akibat dari kejadian paduan (konfigurasi) gejala-gejala yang berada di atasnya.
Lingkup kawasan (region) ditentukan oleh dasar alasan yang berbeda-beda, tergantung tujuan penyelidikan. Ada yang dasarnya kesamaan tunggal, misalnya penduduk; ada yang berdasarkan kesamaan jamak seperti iklim, vegetasi serta pertanian. Kawasan juga dapat disatukan berdasarkan intensitas hubungan. Kawasan fungsional demikian itu, contohnya sebuah pusat perdagangan di sebuah kota. Batas-batas kawasan merupakan zona yang relatif sempit (jadi bukan garis), dimana beberapa gejala atau kombinasi beberapa gejala menandai batas tersebut. Kedudukan batas-batas kawasan dapat berubah-ubah dari tempat ke tempat. Regionalisasi merupakan alat untuk dapat melakukan deskripsi dan memiliki pengertian tentang aneka-ragam kawasan dalam kurun waktu tertentu.
Interaksi keruangan merupakan salah satu bentuk hubungan antara gejala-gejala pada tempat-tempat dan area-area yang berbeda-beda di dunia. Semua tempat pada permukaaan bumi itu diikat oleh kekuatan alam dan manusia (sumberdaya alam dan sumberdaya manusia). Terjadi gerak dari gejala-gejala tersebut dari tempat ke tempat; udara, air laut, tumbuhan dan hewan, serta manusia. Setiap kejadian berkenaan dengan hal itu akan mencerminkan adanya interaksi antar tempat.
Manusia sebagai “pencipta” ilmu dan teknologi mampu berinteraksi dan bergerak dalam ruang secara leluasa melalui komunikasi dan transportasi. Migrasi dan bentuk-bentuknya misalnya terjadi di mana-mana dan menimbulkan dampak baik positif maupun negatif terhadap kehidupan sosio-budaya manusia.
Semua itu menimbulkan peredaran/sirkulasi gejala-gejala secara intensif di seluruh ruang di dunia. Sirkulasi yang menyangkut gerak dari gejala fisik, manusia, barang, dan gagasan (ide) ke seluruh penjuru dunia. Meliputi antara lain difusi kebudayaan, distribusi, perdagangan, migrasi, komunikasi dan lain sebagainya yang menjadi satu kesatuan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar (Prof Dr. Koentjaraningrat). Yang dimana dalam kebudayaan terkandung potensi cipta,karya dan rasa. Yang berhubungan erat dengan kegiatan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan manusia baik kebutuhan primer dan sekunder serta tensier dalam kehidupan.
Semakin maju dan berkembangnya peradapan budaya tentu secara tidak langsung akan berdampak pada perkembangann dan pertumbuhan ekonomi manusia atau masyarakat daerah setempat, region bahkan mendunia. Yang terjadi akibat intraksi budaya secara cultural, asimilasi difusi dan lain sebagainnya.
3.2 Saran
Dengan demikian untuk lebih jelasnya, mengenai hubungan budaya dengan kegiatan ekonomi perlu pembahsan dan refrensi lebih banyak lagi sehingga kita memperoleh pemahaman dan pengetahuan sejauh mana keterkaitan antara budaya dengan ekonomi bahkan sejarah lahirnya budaya dan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
C.P.Jonhes.1985.Geografi Economi.Jakarta :LP3ES
Chalid latif dkk. 1987. Pokok-pokok Geografi Manusia. Bandung: Alumni
Abdurrachmat, H. Idris at all.1997. Georafi Ekonomi. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung
www. samrumi.blogspot.com
Arnold, Matthew. 1869. Culture and Anarchy. New York: Macmillan. Third edition, 1882, available online. Retrieved: 2006-06-28.
Barzilai, Gad. 2003. Communities and Law: Politics and Cultures of Legal Identities. University of Michigan P
(LAILA NURMALA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar